“Mbaknya ndak pulang?” pertanyaan ibu tukang sayur itu membuat saya kaget. Dengan sedikit berpikir, “insyaAllah minggu depan Bu”, jawab saya singkat.
Sudah dua kali ibu tukang sayur itu menanyakan perihal istri saya, padahal beliau belum pernah bertemu dengan istri saya. Mungkin beliau tahu, saya sedang tinggal sendirian di rumah kontrakan, dan setiap hari Sabtu atau Minggu pagi sering melihat saya belanja sendirian di perempatan tidak jauh dari tempat saya tinggal, yang tidak lain adalah tempat ibu penjual sayur dan beberapa penjual lain mangkal, menggelar dagangannya. Setelah mendapat sepotong tempe seharga dua ribu rupiah dari ibu tukang sayur itu, saya pun kembali ke rumah. Continue reading