Lebaran dan Warna-warni Kehidupan

three_coloursPertemuan dengan sanak-saudara adalah momen bermakna saat lebaran tiba. Bertemu dengan orang tua, saudara kandung, kakek-nenek, paman-bibi, saudara sepupu, keponakan, dan anggota keluarga yang lain adalah saat-saat yang membahagiakan. Ada canda tawa, juga kesedihan. Canda tawa saat berbagi bahagia tentang kehidupan pribadi masing-masing, atau kesedihan saat mendapati salah satu anggota keluarga yang sedang dilanda musibah; keserbakekurangan, menderita sakit, bahkan kematian. “Inilah warna-warni kehidupan,” gumam saya dalam hati.

Pagi hari seusai menjalankan sholat ‘ied, saat saya dan keluarga mengawali perjalanan silaturrahmi dari tetangga ke tetangga, sebuah kabar duka menghampiri.

Paman meninggal di rumah sakit, setelah sebelumnya menjalani operasi akibat kecelakaan seminggu sebelumnya. Ia adalah saudara sepupu ayah; dan saya mengenalnya sebagai sosok yang sederhana, hanya sebagai pedagang kecil-kecilan. Beberapa tahun menikah belum juga dikaruniai seorang anak. Inilah awal warna-warni kehidupan saat lebaran tergambar. Entah bagaimana perasaan istrinya yang kehilangan tulang punggung keluarga, yang nampak oleh penglihatan saya hanyalah tangis bersedu-sedu dan tubuhnya yang lunglai lemah. Sedangkan ibunya, yang juga nenek bagi saya, masih terlihat tegar meski matanya terlihat meneteskan air mata.

Nenek, ibu dari ayah saya, adalah warna lain yang tergambar saat lebaran. Tak seperti tahun lalu, yang ingatannya masih lumayan jelas. Tapi sekarang, ia sudah tidak mengenali saya dan juga anggota keluarga lain yang jarang bertemu. Saya harus memperkenalkan diri, agar nenek mengenali saya; dan saya memakluminya karena usianya yang sudah tua, meski hati ini sebenarnya merasa sedih dengan keberadaannya yang makin lemah fisik dan jiwanya. Ataukah warna yang tergambar saat bertemu buyut, saudara perempuan dari neneknya ibu saya. Mungkin usianya hampir sama dengan nenek saya tadi. Saat menjelang lebaran, kondisinya tiba-tiba turun, kakinya tidak bisa digunakan untuk jalan. Akhirnya ia hanya berbaring di tempat tidur, dan keadaannya demikian saat saya berkunjung kerumahnya. Saya masih bersyukur, meski ia tinggal sendirian, tetapi ada saudara yang mau merawatnya. Demikianlah warna yang tergambar dari sosok yang telah lanjut usia.

Sahabat, tentunya masih banyak warna-warna lain yang tergambar di pikiran saya. Tentang warna kebahagiaan dan juga kesedihan. Seminggu di kampung halaman saat lebaran, telah mampu memberikan kesan bermakna tentang kehidupan ini. Hari ini kita bisa tersenyum, mungkin esok hari kita akan menangis, begitu sebaliknya. Dan inilah kehidupan dengan segala warna-warninya, maka SYUKURILAH.. 🙂

Sahabat, mumpung masih di bulan Syawal, saya Irfan Andi ingin menyampaikan:

TAQABBALALLAHU MINNA WAMINKUM TAQABBAL YAA KARIIM
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
^_^

10 thoughts on “Lebaran dan Warna-warni Kehidupan

  1. Mabruri Sirampog September 15, 2011 / 2:32 pm

    taqobbalallhu minna waminkum,,,
    mohon maaf lahir batin juga ya mas…

    innalillahi wa inna ilahihi rojiun,, kematian hanya Allah yang tau waktunya mas,,, sabar dan ikhlas bagi yang ditinggal, semoga almarhum tenang di sisiNya. aamiin

  2. Irfan Handi September 16, 2011 / 10:54 am

    Turut berduka saudara. innalillahi wa inna ilahihi rojiun,
    Minal aidin juga ya . . .

  3. Arr Rian September 16, 2011 / 10:56 am

    TAQABBALALLAHU MINNA WAMINKUM TAQABBAL YAA KARIIM
    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H
    MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
    ^_^ (copas kebaikan) ^_^

    Hari ini kita bisa tersenyum, mungkin esok hari kita akan menangis, begitu sebaliknya. Dan inilah kehidupan dengan segala warna-warninya, maka SYUKURILAH.. 🙂 Like This….

    Terima Kasih telah mampir mas…terinspirasi dari buku yang mas pinjamkan..hehehehhee

  4. bundamahes September 16, 2011 / 2:43 pm

    Innalillahi wa inna ilayhi roji’un…
    turut berduka ya fan! 😦

  5. Asop September 16, 2011 / 3:07 pm

    Maap lahir batin ya Mas… 😥

    Perihal lebaran kemarin, bagi saya menyenangkan sekali. Entah mengapa, saya jadi akrab dan dekat dengan keponakan2 dan sepupu2 saya yang masih kecil, yang masih SD. 🙂
    Juga sama sepupu2 saya yang masih SMA dan SMP, kami semakin dekat. 🙂

  6. abedsaragih September 17, 2011 / 10:41 am

    labkomputerku datang berkunjung lagi 🙂

  7. kang nur September 20, 2011 / 1:04 pm

    Ikut berbela sungkawa atas meninggalnya paman, semoga beliau diberi tempat yang layak di sisi-NYA

  8. veera September 30, 2011 / 11:53 am

    wahhh, pertama liat headernya langsung tercekat…
    aku kira semuanya puisinya sapardi djoko, ternyata lanjutannya dibikin sendiri yaa?
    suka embun? aku suka pohon dan angin 😀

  9. didta7 September 30, 2011 / 3:02 pm

    warna warni yang menjadi warna kehidupan mencerahkan setiap hari

  10. Abed Saragih October 23, 2011 / 2:06 pm

    kunjungan dan komentar balik ya gan

    salam perkenalan dari

    http://diketik.wordpress.com

    sekalian tukaran link ya…

    semoga semuanya sahabat blogger semakin eksis dan berjaya.

Leave a reply to Abed Saragih Cancel reply